Bukan bakar petasan mercon dan bunyi terompet. Semoga saja, malam tahun baru ini malaikat Israfil tidak meniup trompet juga, amiiin!
Ilustrasi | Foto : tribunnews.com |
Sejak pukul 20.02 WIB tadi, aktivitas kesana dan kemari mengikuti arah jalan yang penuh liku yang tidak pasti. Persis kayak orang mengukur jalan dengan spidometer dari kota A ke kota B. Jika ada yang bilang bingung, dengan segera aku jawab iya. Kenapa? Ya, mungkin sudah saat nya demikian. Apalagi pergantian tahun baru menuju 2018 yang membuat hampir sebagian besar orang gagal paham dan terjebak dalam fobia.
Tidak sedikit dari mereka, secara berjamaah menyerukan untuk tidak melakukan perayaan pergantian tahun baru dengan petasan, bunyi terompet dan aktivitas lain sebagai penyambutan tahun baru. Ada melalui pesan brodcast medsos, TV, himbauan surat dan media-media lainnya. Tujuannya agar masyarakat paham dan tidak melakukan aktivitas yang dimaksud.
BTW, tentang tahun baru, ilustrasinya tidak terlepas dari perayaan lebay yang sering dilakukan anak alay dan kids jaman now. Seolah tradisi ini menjadi warisan indatu dan nenek piyutnya untuk di rayakan setiap tahun hingga turun-temurun hingga ke anak cucu yang belum pernah makan tempe dan tahu. Ketahuan, adminnya suka makan tempe dan tahu. Hehehehe.
Baca Juga :
Padahal bila kita telesuri didalam kotak pencarian tercanggih jaman now, Google, tahun baru merupakan berakhirnya masa satu tahun yang ditandai dengan mulainya hitungan tahun selanjutnya (id.wikipedia.org). Bukan bakar petasan mercon dan bunyi terompet. Semoga saja, malam tahun baru ini malaikat Israfil tidak meniup trompet juga, amiiin!
Malam ini, sabagai malam pengujung akhir tahun 2017 misalnya. Biarkan saja lewat bagai badai berlalu seolah tidak ada yang tahu dan tidak perlu harus tahu. Serta berjalan dengan malam-malam biasanya. Begitulah seharusnya. Akan tetapi bukan seperti yang sedang terjadi dan pernah terjadi tahun sebelumnya, yang menurutku hanya fobia semata ketika datang tahun baru. Latah itu bagian dari penyakit saraf
Beranjak dari fobia inilah, ketika tiba saatnya malam pergantian tahun baru menjadi latah. Sehingga akibat kelatahan inilah menjadi salah kaprah, kaku dan berpandangan sempit dalam hal antisipasi perayaan tahun baru. Seperti ada perintah tutup warkop dan usaha lain tepat pukul 22.00 WIB sedangkan pada hari lain yang bukan tahun baru tidak ada demikian.
Yang anehnya lagi dan bikin ku heran sambil geleng-geleng kepala, ada yang gagal paham dari larangan perayaan tersebut. Sehingga perayaan tahun baru yang di ilustrasikan dengan bakar petasan, suara terompet dan perayaan jenis lainnya di ganti dengan acara keagamaan yang ada dalam agama islam. Seperti berzikir di mesjid dan melakukan pawai sambil menyerukan "Jangan ada perayaan tahun baru".
Nah, bukankah ini sama dengan melakukan perayaan tahun baru juga namanya? Dan larangan buka warkop dan usaha lainnya sampai pukul 22.00 WIB sebagai penyambutan tahun baru?
Kembang api | Foto : Katalengkap.com |
Larangan itu krn bisnis, saingan pendapat atau saingan meriah! Dan lain lain?
ReplyDeleteTahun Baru Refleksi, Rayakan atau Tidak sama juga - sbb kalau sdh menjalani tgl 1 di awal tahun bearti sdh merayakan!
Bisnis itu persoalan lain tapi gagal paham dan latah ini terkadang sering melahirkan kebiasaan baru yang kemudian di patenkan menjadi tradisi.
Deletesaya manut kata ustad aja gan. Malam tahun baru saya tidur jam 11.
ReplyDeleteYaya.... Mank ustad a blang apa nas?
DeleteMungkin niatnya bagus, tapi menurut saya caranya kurang tepat, apalagi kalau misalnya mengkhususkan pas tahun baru berdzikir di masjid. Harusnya kalau mau berdzikir setiap hari, jangan pas tahun baru aja. Kalau pawai untuk memperingatkan boleh² aja sih, asal sebelum hari H. Kalau hari H jadi malah kayak ikut memeriahkan.
ReplyDeleteNah itu dia masalahnya dari gagal paham. Mereka hanya memahami dilarang karena petasan dan trompet tdk boleh di bunyikan, lalu berkesimpulan di ganti dgn zikir.
DeleteSetiap daerah punya cara dan aturan sendiri sendiri
ReplyDeletekalo saya sendiri memang tidak pernah ikut merayakan Tahun baru seperti menghidupkan petasan atau apalah.. bukan masalah apa, orang tua melarang ikut karena takut ada apa2.. nah dari sana jadi kebiasaan menghabiskan malam tahun baru hanya di rumah kumpul bareng kluarga.
Saya lebih memilih untuk evaluasi dan merefleksikan diri.
Ane lebih sepakat kayak gan..
DeleteMerefreksikan diri dan evaluasi diri untuk masa akan datang
klo ane malam tahun baru di kamar terus sih sambil push rank game ML wkwkwkw
ReplyDeleteHahahaha.... Mungkin karena gak ada gebetan gak??
DeleteHahahaha/ Kidding
Aju juga termasuk ygvgak merayakan tahun baru dengan kembang api dan petasan
ReplyDeleteAlasannya sederhana, mending duitnya ditabung buat nikah wakakakak.
Tapi yang jelas sih tahun baru kehidupan kita harus lebih baik
Padahal di tahun baru, banyak harapan dan doa yang indah dipanjatkan. Saya sih menimati betul momen pergantian tahun =)
ReplyDeleteEtdah ya serem juga kalo malaikat israfil ikutan malem tahun baruan
ReplyDeleteSejatinya apa gunanya merayakan tahun baru jika resolusi yang diapungkan hayalah resolusi resolusi lama tahun lalu yang tidak. Terwujud, lalu di hangatkam. Kembali di tahun baru..
ReplyDeleteToh juga, tahun baru yang ada malah mriyang, vertigo kambuh akibat kerja ngejat target akhir tahun ^^
Malam Tahun baru 2018 kbtulan aku gak ada acara kemanapun, jdi memang berlalu seperti malam2 sebelumnya. Dulu malam tahun baru memang sengaja banget bkin rencana dr jauh2 hari, pergi kemanalah, untuk menghabiskan mlm thun baru. Tp skrg aku sadar,itu cuma buang2 uang aja. Yg penting saat tahun baru adalah privadi kita yg hrus di upgrade menjadi lebih baik.
ReplyDeleteKetika pergantian tahun, di tempat saya tidak seramai dahulu. Suara mercon atau kembang api, tidak semeriah tahun-tahun kemarin. Alhamdulillah, masyarakat bisa lebih bijak, tidak menghambur-hamburkan uang. Dan yang lebih disyukuri lagi, kami sekeluarga bisa tidur dengan nyenyak hehehe...
ReplyDeleteAku tidak merayakan tahun baru, tapi juga tidak mengabaikannya. Aku memaknainya sebagai waktu pergantian kalender baru dan saat yang tepat untuk mengupgrade resolusi yang sudah kucanangkan sebelumnya. Tahun baru juga kugunakan untuk mengevaluasi diri selama setahun terakhir.
ReplyDeleteSusah ya kalo udah tradisi mah, tahun baru juga makin tua makin biasa aja hahahaha gue aja tidur kok.
ReplyDeletesudah lama banget tidak peduli dengan perayaan tahun baru
ReplyDeletemenganggap biasa aja
malah di tahun baru mengoreksi diri sendiri
memperbaiki hal hal yg masih kurang
krn bertambah tahun umur makin berkurang
jatah hidup makin pendek
jd hanya berusaha menjadi lbh baik
perbaiki amal untuk bekal di akhirat nanti
Saya udah beberapa tahun terakhir gak pernah 'sengaja' niat lewatin perayaan tahun baru sih. Bukan sok-sokan gimana, cuma ya setiap hari udah kena macet. Lagi libur, masa iya harus macet-macetan, tengah malem pula.
ReplyDeleteKalau masalah boleh enggak boleh, entar konteksnya ke agama dan lain-lain. Aduh capek lah bahas begituan. Balik ke prinsip masing-masing aja.
Bukan fobia sih...menurut aku.lebih menganjurkan untuk kegiatan yg bermanfaat..
ReplyDeleteGak mubazir...apalagi kalo dilengkapi minum2 alkohol atau malah berpacaran berduaan sampai pagi..
Semua itu hanya sebatas anjuran..tinggal ada yg menghalangi yg tiup terompet...
Keyakinan masing2 aja...
#tidak ada yg menghalangi yg mau tiup terompet atau main kembang api
DeleteSorry typo auto teks
Akuuu...tidur nyenyak di malam tahun baru (sama seperti malam-malam sebelumnya).
ReplyDeleteAlhamdulillah,
Di wilayahku gak banyak yang bakar mercon, petasan dan kembang api.
Padahal termasuk puncak gunung.
saya juga bukan orang yang merayakan tahun baru atau hal-hal lainnya :") bukan karena apa-apa sih cuma mager aja. Like why would I celebrate for something that is not even deserved to be celebrated :")
ReplyDeleteAku tahun baru gak bakar petasan, ke masjid jg gak. Nonton drakor malahan, hahaha
ReplyDeleteYa kalau mau dzikir gak usah nunggu tahun baru lah. Kapan aja, tiap menit kan bisa. Kalau yg lain mau rayain, terserah deh
dulu pas muda termasuk yang ngerayain meski cuma bakar-bakaran. tapi oas punya anak, malah pusing karena anak ga bisa tidur akibat suara petasan=(
ReplyDeletetypo oas=pas
ReplyDeleteSaya juga tidur aja pas malam tahun baru :)
ReplyDeleteKalau memang enggak merayakan, ya, biarin aja malamnya lewat tanpa kita isi dengan aktivitas spesial lain. Kalau malah bikin aktivitas tandingan, ya, sama aja merayakan. Hehe.
phobia yang sangat unik banget ya gan dii tahun 2018 ada ada kira kira ada cara buat ilangin wabah phobianya ga nih hahaha
ReplyDeleteSelamat tahun baru ya Mas. Semoga rejeki lancar dan terus bahagia. Saya ikut tahun baruan dengan kumpul keluarga. Ngga ada wperayaan yang gimana mana sih. Cuman phobia gwndut karrena kebanyakan makan hehehe
ReplyDelete