Kita sangat berharap agar tidak terjebak dengan politik praktis, yang mebuat diri menjadi sadis, terkadang mentel seperti para ledies dan juga bringas seperti pak kumis. Sebab pada hakekatnya tujuan politik itu suci, bila diawali dengan niat yang baik dan tulus, Insha Allah barokah dan petunjuk-Nya menjadi pedoman sepanjang jalan kehidupan ini.
Ilustrasi Pasangan "Cap Patong" |
Meskipun bisa dan bebas menterjemahkan makna politik, akan tetapi kita sangat berharap agar tidak terjebak dengan politik praktis, yang mebuat diri menjadi sadis, terkadang mentel seperti para ledies dan juga bringas seperti pak kumis. Sebab pada hakekatnya tujuan politik itu suci, bila diawali dengan niat yang baik dan tulus, Insha Allah barokah dan petunjuk-Nya menjadi pedoman sepanjang jalan kehidupan ini.
Embred status Facebook Wen Akmal, sebagai bentuk berbesar hati dan berpolitik santun
Mungkin inilah satu hal yang dilakukan wen (Pak Cik) Akmal Ibrahim, SH selaku calon Bupati Aceh Barat Daya (Abdya). Berbesar Hati terhadap sesama lawan politinya patut menjadi contoh bagi kandidat yang lainnya. Apakah kandidiat gubernur, kandidiat bupati atau kandidat walikota diseluruh penjuru mata angin. Sehingga hal-hal ini akan memperkuat ukhuwah sesama petarung politik.Sesama balon kandidat seharus bisa menunjukan sikap tolerir dan juga berbesar hati, tidak menghujat, tidak mencemoohkan dan bahkan saling menghargai. Toh, bukannya tujuan balon-balon ini untuk mensejahterakan rakyat bukan? Nah, oleh sebab itu sudah seharusnya balon-balon kandidat berbesar hati dan santun dalam menghadapi pertarungan politik awal tahun 2017 mendatang.
Kenapa demikian? sebab sikap berbesar hati dan politik santun ini yang bisa mengontrol dan mengawal eksabilitas politik yang terkadang sering meresahkan masyarakat. Ditambah lagi euvoria politik menjelang pilkada 2017 ini sungguh sangat mencengangkan bila kita mengintip fakta-fakta masa lalu, saat pilkada tahun 2012 silam.
Tidak sedikit balon-balon yang berterabangan kesana kemari,. Ops.. maksudnya balon (bakal calon) yang mencoba mencuri hati rakyat, dengan iming-iming segudang janji, seribu harapan dan bahkan sejuta kebohongan.
Kenapa demikian? sebab sikap berbesar hati dan politik santun ini yang bisa mengontrol dan mengawal eksabilitas politik yang terkadang sering meresahkan masyarakat. Ditambah lagi euvoria politik menjelang pilkada 2017 ini sungguh sangat mencengangkan bila kita mengintip fakta-fakta masa lalu, saat pilkada tahun 2012 silam.
Tidak sedikit balon-balon yang berterabangan kesana kemari,. Ops.. maksudnya balon (bakal calon) yang mencoba mencuri hati rakyat, dengan iming-iming segudang janji, seribu harapan dan bahkan sejuta kebohongan.
Mereka menjanjikan kesejahteraan kepada rakyat, walaupun janji ini hanya sebagai pelengkap orasi saat musim kampanye berlalu. Mereka juga memberikan seribu harapan palsu yang akhirnya mengecewakan. Selain itu, mereka juga menebarkan sejuta kebohongan untuk melengkapi dan meyakinkan hati rakyat untuk terpaut padanya.
Nah, oleh sebab itu, sudah saatnya balon-balon berpikir untuk rakyat. berjuang demi rakyat, berkorban demi rakyat dan Insha Allah Anda akan dicintai oleh rakyat yang memilih anda seperti kisah presiden Turky beberapa bulan silam. Dan satu lagi pesan kami selaku rakyat abdya semoga Wen Akmal dan wen-wen Bupati lain tidak menjadi balon "Cap Patong"
Mantap aja... ya.. Belum habis di baca..
ReplyDeleteYach......
ReplyDeleteMasih kurang mempesona komentarnya....